Oleh: Hasan Basri Hambali
1- اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
الْمُوَفِّقِ لِلْعُلَا * حَمْدًا يُوَافِيْ بِرَّهُ الْمُتَكَامِلَا
2- ثُمَّ الصَّلَاةُ عَلَى
الرَّسُوْلِ الْمُصْطَفَى * وَالْآلِ مَعْ صَحْبٍ وَتُبَّاعٍ وِلَا
Segala puji bagi
Alloh yang memberi pertolongan untuk meraih keluhuran.
Dengan pujian
yang mengimbangi kebaikan-Nya yang sempurna.
Kemudian sholawat
dan salam semoga tetap kepada Rosul terpilih,
keluarga, beserta
sahabat dan pengikutnya secara berkesinambungan.
Pujian kepada
Alloh
Puji (al-hamd)
adalah memuji dengan alat komunikasi, karena keindahan ikhiyâriy (bersifat
pilihan), baik secara haqîqiy maupun hukmiy, disertai dengan mengagungkan
secara lahir dan bathin. Orang yang memuji tidak boleh mengi'tiqadkan sesuatu
yang menyalahi sifat-sifat baik yang ia ucapkan dalam pujiannya, dan tidak
boleh menyalahi sifat-sifat baik tersebut alam perbuatan tubuhnya. Pujian dapat
disandingkan dengan nikmat dari yang kita puji maupun tidak.
Mushonnif kitab
ini, Syaykh Zaynuddîn al-Ma'bariy Rohimahullôh, memuji kepada Alloh Subhânahu
wa ta'âlâ yang telah memberikan pertolongan (tawfîq) untuk meraih keluhuran.
Ucapan pujiannya dengan menggunakan lisan dan ditulis dalam permulân nazhm-nya
yang indah, atas keindahan perbuatan Alloh Subhânahu wa ta'âlâ yang
melaksanakan segala perbuatan-Nya dengan penuh kebebasan pilihan (ikhtiyâriy)
tanpa ada sesuatu apapun yang mengharuskannya.
Tawfîq atau
pertolongan Allôh Subhânahu wa ta'âlâ yang dimaksud adalah pertolongan kepada
hamba-Nya dengan cara memberikan kemampuan dalam memperoleh sebab-sebab
tercapainya derajat yang tinggi, yaitu berupa ketaatan kepada Alloh Subhânahu
wa ta'âlâ dan Rosul-Nya Shollallôhu 'alayhi wa sallam.
Salah satu keistimewaan
memuji Alloh, diantaranya dijelaskan oleh sebagian ulama ahli ma'rifah:
«الحمد لله ثمانية أحرف
كأبواب الجنة، فمن قالها عن صفاء قلب استحق أن يدخل الجنة من أيها شاء، فيخير بينها
إكراما ولا يختار إلا ما سبق في علمه تعالى أنه يدخل منه»
Lafazh “alhamdu
lillâh” itu terdiri dari delapan huruf, sebagaimana jumlah pintu surga.
Barangsiapa mengucapkan alhamdu lillâh dari hati yang bersih, maka ia berhak
masuk surga dari pintu mana saja yang ia inginkan. Ia akan diberi pilihan
sebagai bentuk penghormatan, namun (pada hakikatnya) ia akan memilih pintu
sesuai dengan yang ada dalam pengetahuan Alloh Subhânahu wa ta'âlâ.
Sholawat dan
Salam
Sholawat adalah
rohmat (kasih sayang Alloh) yang disertai dengan mengagungkan kepada Baginda
Rosululloh Shollallôhu 'alayhi wa sallam. Dengan bersholawat, kita bermohon
kepada Alloh supaya menganugerahkan rohmat-Nya kepada Baginda Nabi Shollallôhu
'alayhi wa sallam. Diriwayatkan dalam hadits marfû' bahwa Nabi Shollallôhu
'alayhi wa sallam bersabda:
«ما جلس قوم فتفرقوا
على غير الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم إلا تفرقوا عن أنتن من جيفة حمار»
Tidaklah suatu
kaum duduk berkumpul kemudian berpisah tanpa membaca sholawat kepada Nabi
Shollallôhu 'alayhi wa sallam, melainkan mereka berpisah dari seburuk-buruknya
bau bangkai himar.
Dengan melihat
keutamaan sholawat ini, maka hendaknya kita memperbanyak sholawat kepada
Baginda Nabi sebagai al-wasîthoh al-'uzhmâ (sebab utama) bagi setiap nikmat
yang kita rasakan. Bahkan, Baginda Nabi merupakan asal mula keberadaan seluruh
makhluk. Alloh Subhanahu wa ta'âlâ berfirman dalam hadits qudsiy:
{لولاك لولاك لما خلقت
الأفلاك}
Jika bukan karena
kamu (Muhammad), Jika bukan karena kamu (Muhammad), niscaya Aku tidak akan
menciptakan alam ini.
Di samping berupa
ungkapan terima kasih kepada Baginda Nabi Shollallôhu 'alayhi wa sallam,
sholawat juga mempunyai berbagai manafaat yang akan kembali kepada pembacanya,
diantaranya: menyinari hati dari kegelapan, menjadi sebab seseorang mencapai
keridhoan Alloh (wushûl), meluaskan rizki, dan orang yang memperbanyak sholawat
akan dibebaskan oleh Alloh dari siksa neraka. Nabi Shollallôhu 'alayhi wa
sallam bersabda:
«أتاني جبريل ببشارة
لم يأتني بمثلها قط، قال من صلى عليك من أمتك مرة واحدة صلى الله عليه بها عشرا، ومن
صلى عليك عشرا صلى الله عليه مائة، ومن صلى عليك مائة صلى الله عليه ألفا، ومن صلى
عليك ألفا حرم الله جسده على النار»
Jibril
mendatangiku dengan membawa kabar gembira yang belum pernah ia bawa kabar genbira
seperti ini, Jibril berkata, "Barangsiapa dari ummatmu membaca sholawat
kepadamu satu kali, maka Alloh akan bersholawat kepadanya sepuluh kali.
Barangsiapa membaca sholawat kepadamu sepuluh kali, maka Alloh akan bersholawat
kepadanya seratus kali. Barangsiapa membaca sholawat kepadamu seratus kali,
maka Alloh akan bersholawat kepadanya seribu kali. Barangsiapa membaca sholawat
kepadamu seribu kali, maka Alloh akan mengharamkan jasadnya atas siksa
neraka."
Dalam membaca
sholawat, kita diharuskan menjaga adab dan kesopanan, diantaranya dalam keadaan
suci, menghadap kiblat, sambil merenungkan dzat Baginda Nabi yang mulia,
membaca shholawat dengan suara yang jelas (tartil), dan tidak terburu-buru.
Nabi Shollallôhu 'alayhi wa sallam bersabda:
«إذا صليتم علي فأحسنوا الصلاة علي فإنكم لا
تدرون لعل ذلك يعرض علي فقولوا: "اللهم اجعل صلواتك وبركاتك على سيد المرسلين
وإمام المتقين وخاتم النبيين سيدنا محمد عبدك ورسولك إمام الخير وقائد الخير ورسول
الرحمة، اللهم ابعثه المقام المحمود الذي يغبطه فيه الأولون والآخرون»
Jika kalian
bersholawat kepadaku, maka baguskanlah sholawatmu kepadaku, karena kalian tidak
tahu sekiranya sholawat itu disodorkan kepadaku, ucapkanlah oleh kalian,
"Ya Alloh jadikanlah rohmat dan keberkahanmu kepada penghulu para rosul,
pemimpin orang-orang takwa, penutup para nabi, yaitu Baginda Muhammad,
hamba-Mu, utusan-Mu, pemimpin kebaikan, penuntun kebaikan, dan utusan pembawa
rohmat. Wahai Alloh, utuslah ia ke tempat terpuji (al-maqôm al-mahmûd) yang diinginkan
oleh umat awal dan akhir." (HR. Daylamiy dari Ibnu Mas'ûd Rodhiyallôhu
'anhu)
Wallôhu a'lamu
bish showâb
ــــــــــــــــــــــــــــــــ
Referensi:
1. Hidâyah
al-Adzkiyâ`
2. Salâlim
al-Fudholâ`
3. Kifâyah
al-Atqiyâ`