وَظَهَرَ عِنْدَ وِلَادَتِهِ خَوَارِقُ وَغَرَائِبُ
غَيْبِيَّة *
Pada saat kelahiran Nabi
(Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) nampak beberapa peristiwa yang menyalahi
kebiasaan (khowâriq al-‘âdah) dan keanehan-keanehan yang sulit dimengerti oleh
akal.
إِرْهَاصًا لِنُبُوَّتِهِ وَإِعْلَامًا بِأَنَّهُ
مُخْتَارُ اللهِ تَعَالَى وَمُجْتَبَاه *
Sebagai irhâsh dan pemberitahuan,
bahwa ia (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) adalah pilihan Alloh (Subhânahu wa
ta’âlâ).
فَزِيْدَتِ السَّمَاءُ حِفْظًا وَرُدَّ عَنْهَا
الْمَرَدَةُ وَذَوُ النُّفُوْسِ الشَّيْطَانِيَّة *
Penjagaan langit ditambah,
setan-setan pun tertolak dari langit.
[pada mulanya, golongan jin bisa naik sampai ke langit
ketujuh, mereka mendengarkan berita-berita gaib yang ditulis dan dibicarakan
oleh malaikat, lalu mereka turun ke bumi dan menyampaikan berita-berita
tersebut kepada para dukun, kemudian dukun-dukun itu menyampaikan satu berita
gaib tersebut disertai dengan seratus berita bohong. Ketika Nabi ‘Îsâ 'Alayhis
salâm dilahirkan, jin hanya bisa naik sampai langit keempat, dan ketika Baginda
Nabi Muhammad Shollallôhu ‘alayhi wa sallam dilahirkan, jin tidak dapat lagi
naik ke langit, namun mereka masih dapat mendekati pintu langit. Pada saat
Baginda Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam diutus menjadi nabi dan rosul, maka
penjagaan pun ditambah oleh Alloh Subhânahu wa ta’âlâ sehingga jin sama sekali
tidak dapat mendekati pintu langit]
وَرَجَمَتِ النُجُوْمُ النَّيِّرَاتُ كُلَّ
رَجِيْمٍ فِيْ حَالِ مَرْقَاه *
Bintang-bintang melemparkan
percikan api kepada setan saat naik ke langit.
وَتَدَلَّتْ إِلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ الْأَنْجُمُ الزُّهْرِيَّة *
Bintang-bintang yang
bercahaya mendekati Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam.
وَاسْتَنَارَتْ بِنُوْرِهَا وِهَادُ الْحَرَمِ
وَرُبَاه *
Dengan cahaya itu, dataran
rendah dan dataran tinggi tanah harom menjadi bercahaya.
وَخَرَجَ مَعَهُ نُوْرٌ أَضَاءَتْ لَهُ قُصُوْرُ
الشَّامِ الْقَيْصَرِيَّة *
Bersama Nabi (Shollallôhu
‘alayhi wa sallam) keluar cahaya yang menyinari gedung-gedung qoyshor Syam.
فَرَآها مَنْ بِبِطَاحِ مَكَّةَ دَارُهُ
وَمَغْنَاه *
Cahaya itu terlihat oleh
orang-orang yang rumah dan tempat tinggalnya berada di Mekkah.
وَانْصَدَعَ الْإِيْوَانُ بِالْمَدَائِنِ
الْكِسْرَوِيَّة *
Gedung îwân yang berada di
kota-kota kisrô menjadi terbelah,
الَّذِيْ رَفَعَ أَنُوْشَرْوَانَ سَمْكَهُ
وَسَوَّاه *
gedung yang didirikan dan
didiami oleh Anusyarwan.
وَسَقَطَ أَرْبَعَ عَشْرَةَ مِنْ شُرَّفَاتِهِ
الْعُلْوِيَّة *
Empat belas syurfah yang
tinggi pun jatuh berguguran.
وَكُسِرَ مُلْكُ كِسْرَى لِهَوْلِ مَا أَصَابَهُ
وَعَرَاه *
Dan kerajaan kisrô menjadi
rusak karena guncangan yang mengenainya.
وَخَمَدَتِ النِّيرَانُ الْمَعْبُودَةُ بِالْمَمَالِكِ
الْفَارِسِيَّة *
Api sesembahan di kerajaan
Persia pun padam,
لِطُلُوعِ بَدْرِهِ الْمُنِيْرِ وَإِشْرِاقِ
مُحَيَّاه *
karena terbitnya cahaya Nabi
(Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) laksana bulan purnama yang bersinar, dan cahaya
wajahnya (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam).
وَغَاضَتْ بُحَيْرَةُ سَاوَةَ وَكَانَتْ
بَيْنَ هَمَذَانَ وَقُمٍّ مِنَ الْبِلَادِ الْعَجَمِيَّة *
Perairan sâwah menjadi
kering, perairan itu berada di antara wilayah Hamadzân dan Qumm, yaitu nama
sebuah negeri di daerah ‘ajam.
وَجَفَّتْ اِذْ كَفَّ وَاكِفُ مَوْجِهَا
الثَّجَّاجِ يَنَابِيعُ هَاتِيكَ الْمِيَاه *
Sumber air pada perairan
tersebut menjadi kering, karena tetesan airnya berhenti.
وَفَاضَ وَادِى سَمَاوَةَ وَهِيَ مَفَازَةٌ
فِي فَلَاةٍ وَبَرِيَّة*
Jurang samâwah penuh
dengan air, jurang ini berada di tempat kering yang biasanya tidak ada air.
لَمْ يَكُنْ بِهَا مِنْ قَبْلُ يَنْقَعُ
لِلظِّمَاءِ اللَّهَاه *
Sebelumnya, di jurang ini
tidak pernah ada air untuk menghilangkan rasa haus.
وَكَانَ مَوْلِدُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بِالْمَوْضِعِ الْمَعْرُوفِ بِالْعِرَاصِ الْمَكِيَّة *
Kelahiran Nabi Shollallôhu
‘alayhi wa sallam terjadi di tempat yang dikenal dengan daerah Mekkah,
وَالْبَلَدِ الَّذِي لَا يُعْضَدُ شَجَرُهُ
وَلَا يُخْتَلَى خَلَاه *
yaitu negeri yang
pepohonan dan tumbuh-tumbuhannya tidak pernah dipotong.
وَاخْتُلِفَ فِي عَامِ وِلَادَتِهِ وَفِي
شَهْرِهَا وَفِي يَوْمِهَا عَلَى أَقْوَالٍ لِلْعُلَمَاءِ مَرْوِيَّة*
Terdapat perbedaan
mengenai tahun, bulan, dan hari kelahiran Baginda Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa
sallam) atas beberapa pendapat ulama yang diriwayatkan.
وَالرَّاجِحُ أَنَّهَا قُبَيْلَ فَجْرٍ يَوْمَ
الْإِثْنَيْنِ ثَانِي عَشَرِ شَهْرِ رَبِيعِ الْأَوَّلِ مِنْ عَامِ الْفِيلِ الَّذِي
صَدَّهُ اللهُ عَنِ الْحَرَمِ وَحَمَاه *
Menurut pendapat yang
kuat, bahwa kelahiran itu terjadi sebelum fajar pada hari Senin tanggal dua
belas Robî’ al-Awwal tahun gajah, yaitu tahun dimana Alloh mencegah pasukan
gajah memasuki tanah harom, dan Alloh memelihara tanah harom.
[عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبْرَهُ
الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاةٍ وَتَسْلِيْم]
[Wahai Alloh, harumkanlah
kuburnya yang mulia, dengan wangi-wangian berupa sholawat dan salam].
ــــــــــــــــــــــــــــــــ
- Terjemah Kitab al-Burûd (Maulid Imam al-Barzanjiy Rohimahullôh).
- Tambahan penjelasan makna dari Kitab Madârij ash-Shu’ûd Ilâ Iktisâ` al-Burûd karya Syaykh Muhammad Nawawiy al-Bantaniy Rohimahullôh.