Oleh: Hasan Basri Hambali
اعْمَلْ لِدُنْيَاكَ
كَأَنَّكَ تَعِيشُ أَبَدًا، وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوتُ غَدًا
Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup
selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok.
Atsâr ini diantaranya terdapat dalam
Musnad al-Hârits (Bughyah al-Bâhits ‘an Zawâ`id Musnad al-Hârits) Juz 2 halaman
983 yang dinisbatkan kepada ‘Abdullôh bin ‘Amr bin al-‘Âsh dengan redaksi:
«احْرِزْ لِدُنْيَاكَ
كَأَنَّكَ تَعِيشُ أَبَدًا، وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوتُ غَدًا«
Peliharalah duniamu seakan-akan engkau
akan hidup selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan
mati besok.
Dalam al-Jâmi’ ash-Shoghîr karya Imam
Jalâluddîn as-Suyûthiy Rohimahullôh terdapat sebuah hadîts serupa dengan
redaksi:
«اعْمَلْ
عَمَلَ امْرِئٍ يَظُنَّ أنْ لَنْ يَمُوتَ أَبَدًا وَاحْذَرْ حَذَرَ امْرِئٍ
يَخْشَى أنْ يَمُوتَ غَدًا»
Bekerjalah seperti orang yang tidak akan
mati selamanya, dan takutlah seperti orang yang akan mati besok.
Dalam al-Faydh al-Qôdir Juz 2 halaman 12,
Imam al-Munâwiy Rohimahullôh menjelaskan bahwa sebagian kalangan memaknai
hadîts ini sebagai motivasi untuk totalitas dalam urusan dunia agar kemanfaatan
dunia bisa dinikmati oleh generasi berikutnya, hadîts ini juga memotivasi agar
beramal untuk kehidupan akhirat. Makna ini dinilai kurang tepat, karena agama
menganjurkan untuk zuhud dalam kehidupan dunia dan mendahulukan urusan akhirat
daripada dunia.
Imam Al-Munâwiy Rohimahullôh melanjutkan,
bahwa makna yang tepat untuk hadîts ini adalah perintah untuk memprioritaskan
urusan akhirat daripada urusan dunia. Jika seorang muslim mempunyai asumsi
bahwa ia akan hidup selamanya, maka ia tidak akan fokus secara berlebihan
terhadap perkara duniawi, karena walaupun tidak ia dapatkan hari ini, niscaya
besok pun masih bisa ia raih. Sebaliknya dalam urusan akhirat, karena ia
berasumsi akan mati besok, yakni dalam waktu yang tidak lama, maka ia akan
bersungguh-sungguh untuk melaksanakan perintah Alloh Subhânahu Wa Ta’âlâ dan
menjauhi larangan-Nya dalam upaya meraih kebahagiaan akhirat, karena jika tidak
ia lakukan sekarang niscaya besok sudah tidak ada lagi kesempatan untuk
mendapatkannya.
Wallôhu a’lamu bish showâb